Selasa, 23 Agustus 2016

Suasana Hati Yang Berbeda
Dengan Biasanya



Terdiam di pagi hari ini aku masih memikirkan hal yang kemarin sudah berlalu memikirkan sapaan Toni dan memikirkan perasaan aneh ini, aku masih sama berdiam di depan kamar rumahku sambil melihat indahnya pagi hari yang berselimut dengan hujan rintik-rintik ketukan indah yang menyentuh jendela kamarku akibat hujan dan angin.
Aku yang tak pernah luput memperhatikan sahabatku mungkin suasana hati sahabatku sedang berubah masih sama dengan ponselnya, ponsel terus berdering entah pesan singkat ataupun telepon dari seorang kekasih hatinya, tetapi dia tidak bergembira dan tidak berbinar cahaya yang membuatnya begitu cantik tidak sebahagia seperti kemarin ketika menerima sebuah pesan singkat ataupun teleepon dari kekasihnya.
Entah apa yang sedang terjadi pada sahabatku tapi kali ini aku begitu kawatir terhadapnya.
Mimik muka yang amat sedih di tanamkan oleh sahabatku aku berusaha ingin menanyakannya tetapi kurasa ini bukan saatnya hujanpun masih turun dan aku masih menunggu hujan berhenti dan menunggu suasana hati dirinya tenang.
Ponselku yang biasanya sepi kini terdengan suara mesangger dari Toni yang mengucapkan “Selamat pagi dan selamat beraktifitas” perasaanku mulai aneh dan ibarat hampir seperti sahabatku yang tertawa melihat isi sebuah pesan singkat dari seorang kekasih, Toni memang bukan kekasihku tetapi dia adalah peria yang pertama membuat aku resah dan sejauh ini mungkin dia sudah jauh lebih mengenalku, mungkin aku masih tetap ragu dengannnya karena hal yang sama sekali seharusnya tidak pantas aku curigai padanya
 “ pria yang setinggi 80 cm dengan rambutnya klimis rapih pakaiyan yang rapih amat sederhana tampang lumayan tampan kata Sinta sahabatku tapi merutku itu tidak ada artinya dikala tidak ada kebahagiaan yang aku miliki ketika aku menjalin hubungan dengan seorang peria.
Aku masih penasaran dengan sahabatku akupun mulai mendekatinya dan mulai menanyakan apa yang sudah terjadi padanya dengan jaket tebal yang aku kenakan karena tidak kuat menahan dinginnya akibat hujan yang turun.
Ternyata pertengkaran yang terjadi pada hubungan mereka hanya karena keegoisan masing–masing mereka bertengkar, hanya karena waktu yang amat sekali tidak wajar mengapa ya  pacarnya sahabatku memang pria super sibuk dan seharusnya sahabatku sudah bisa menerima kosekuensi menjadi seorang kekasihnya dengan pertimbangan kesibukan yang dia alami, tetapi entah mengapa hal itu sama sekali tidak pernah aku habis pikir sampai bisa bertengkar hebat dengan kekasihnya dan tidak habis fikir mereka masih tetap mempertahankan hubungan yang jarak memisahkannya waktu yang memisahkan dirinya.
Air matapun mengalir di pipi sahabatku dia memeluk erat tubuhku sambil menceritakan tentang hal itu, sejenak aku terdiam dan berfikir, bagaimana kalau saja nanti aku berhungan akan menjadi rumit seperti ini aku takut di kala nanti Toni yang membuatku jatuh cinta kemudian meninggalkan aku apakah aku akan sama mengalami hal ini itu yang terbenak dalam pikiranku terus memikirkan kedekatan aku dengan Toni yang mungkin belum belum cukup jauh untuk suatu hubungan yang serius.
Aku yang berusaha menutupi kedekatanku dengan Toni bukan karena tidak mau menceritakan pada sahabatku hanya saja waktunya belum tepat dengan kondisi sinta yang sedang begitu sedih.
Kemudian aku yang mencoba menena-ngkan perasaannya dengan memberikan sedikit masukan apa yang harus dia lakukan untuk kekasih super sibuknya, setidaknya aku sedikit belajar pengalaman dari sahabatku bagaimana kisah sebuah hubungan percintaan yang adakalanya tidak akan bahagia terus menerus.
Aku mencoba meraih dan menghapus air mata yang mengalir dan menatap wajahnya seraya berkata untuk meneguh-kan hatinya dan menenengkan hatinya dan setidaknya itu bisa menyentuh hati dan pikirannya
“ Alangkah baiknya tenangkan hati terlebih dahulu pikirkan dengan jernih jauhkan pikiran negative.
“Coba kamu pikirkan bukankan ini sudah biasa dalam hubunganmu dia memang super sibukkan jadi kamupun seharusnya sudah tau hal itu.
“Lantas kenapa masih di permasalahkan apa yang sedang kamu pikirkan ketika dia tidak menghubungimu tidak bertemu denganmu pikiran negative jika memang itu jauhkan perasaan itu buatlah kesibukan yang membuat kamu tidak berfikkir negative padanya”
“Aku memang tidak tau banyak hal tetang sebuah hubungan lanjut aku menyeru “
“Memang aku tidak pantas memberi nasehat yang sama sekali tidak aku tau hanya saja beberapa hari ini aku mencari tau sesuatu tenatang sebuah percintaan”
“Bukankah jika ingin pasangan kita bahagia dan langgeng adalah saling percaya itulah kunci dalam sebuah hubungan.”
“Percayalah berfikirlah positif dia sibuk hanya untuk mencari uang buat masa depan kalian, dia sibuk hanya untuk membahagiakanmu”
“Doakan saja supaya dia berhasil dengan kesibukannya dan suatu saat ada kebahagian dan menghasil yang baik dari kesibukannya selama ini”
Sintapun mulai menghentikan air matanya yang terjatuh di pipinya dan sejenak berfikir dan berkata
“ kamu betul kenapa juga aku harus berfikiran negative terhadapnya kita kan saling mencintai alangkah baiknya kita saling memahami dan saling percaya, ada benarnya pendapatmu Tas menyebut namaku dengan begitu lembut sehabis menangis.
“yasudah jangan terlalu di bawa suasana bangkitlah dari keterpurukan yang kamu hadapi berusahalah tegar apapun yang di hadapi dalam sebuah hubunganmu”
“Terikasih banyak yah Tas ujarnya dengan lemas sehabis menangis memang kamu sahabat terbaikku, cuman kamu yang bisa buat aku tenang dalam situasi seperti ini”
“sama – sama kita akan selalu bersama ujarku……
Semua telah berubah suasana kembali seperti yang tidak terjadi apa-apa senyum Sinta kembali terlihat di wajahnya ketenangan hati mulai terlihat tertawa bersamaku tertawa lepas ketika dia mengetahui kedekatanku dengan Toni iapun semakin mengolok diriku. dia tertawa tidak henti karena kedekatan aku dengan seorang pria hal yang sama sekali tidak bisa aku lakukan  kemudian Sinta mulai menanyakan kedekatanan ku terhadap Toni
“gimana Toni maniskan ganteng ga ujar Sinta dengan senyum meledek””
Akupun tersenyum malu dan berkata
“Biasa saja malah aku sempat menghindar karena terkejut dia hadir di hadapanku secara diam-diam ucapku”
“ apa!! dia menemuimu tanpa sepengetahuan aku dan kamu”
“Berani sekali dia senyum sinih expresi Sinta,
“ciye yang sudah mempunyai penggemar serunya”””
Akupun tersipu malu muka ku pun berubah jadi merah entah karena ejekannya atau karena perasaan aneh ini ???...
Tiba tiba berdering suara ponsel ku yang kupikir itu punya Sinta tetapi ternyata punyaku ia karena tidak biasanya ponselku berbunyi, kulihat siapa yang menghubungi.
Aku terkejut Toni yang meneleponku perasaan aneh ini muncul keringat dingin keluar dari tubuhku tangan gemeteran menggenggam ponsel kaku tidak karuan gugup menghadapi Toni, lagi-lagi sinta mulai penasaran dan mulai bertanya.
“Siapa yang menghubungimu Tasya?? ujar kata Sinta ….
Akupun dengan gugup menjawab
“Toni sin dia meneleponku ada perlu apa yah cakap perkataanku”…..
“Angkatlah nanti keburu mati ucap Sinta kembali berkata
Kemudian akupun segera menjawab
“Tidak mau aku tidak berani kamukan tau sendiri aku seperti apa kalau sedang berhadapan dengan seorang pria”””
Dengan tidak sabar Sintapun merebut ponselku dan mengangkat telepon dari Toni kemudian memaksaku untuk berbicara
“Halooo dengan gugup menjawab”
“Ia Tasya halo juga sedang apa kamu ujar kata lewat telepon”
“Ia aku lagi di rumah Sinta ni ada apayah?? “Tanya dengan penasaran
“Oh tidak aku hanya ingin berbicara sekejap saja apa aku ganggu kamu dengan Sinta” celoteh kedua darii nya”
“Tidak, hanya saja aku bingung kenapa kamu meneleponku”
“oh itu tidak ko hanya ingin mendengar suara merdumu saja karena aku rindu.” dengan halus dia mengucapkan.
Gerogikupun tidak terarah ponselkupun segera aku matikan secara tiba-tiba
“Sintapun bertanya kenapa???
Akupun terdiam malu dan tersenyum tidak karuan
"gerogi niii jadi aku matikan dwh…
jawabku pada Sinta…
Tertawa lah ia dengan meledek diriku tidak apalah sinta menertawakan aku yang pentig aku bisa melihat ia bahagia dan tertawa lepas ketika ia sebelumnya menangis dan bersedih karena soal percintaan
Hebatnya seorang sahabat adalah mereka bisa membuat sahabatnya kembali bahagia itu yang aku rasaain bersama sinta selama ini, kami saling berbagi suka cita berbagi beban dan juga berbagi kesedihan.
Aku yang mulai mengakhiri obrolan dengan Sinta dan segera pamit untuk pulang kerumah dan segera beristirahat selesai sudah perbincangan aku dengan Sinta dan Segera rapih rapih untuk berangkat kerja.
 Haripun cepat berlalu setelah aku berada di kantor seharian mungkin aktifitas hari ini sungguh begitu melelahkan dengan kesibukan kantor dan tumpukan pekerjan yang menumpuk belum lagi aku masih harus melanjutkan aktifitasku di luar kantor kuliah selesai aku bekerja dan rasanya aku ingin melenyapkan rasa lelah ini karena aku harus berangkat kuliah malam.
Larut malam telah tiba setelah seharian aktifitas telah aku lakukan aku segera masuk kamar untuk melenyapkan lelah ini dan ketika aku terdiam pikiranku berubah menjadi tidak karuan seakan melayang kemana-mana buyar tidak terarah akupun bingung apa yang terjadi pada perasaan ini.
Rayuan-rayuan yang terucap dari mulut Toni terngiyang di telingaku, tertawa sendirian di dalam kamar terbayang wajah Toni saat menyapaku apakah ini perasaan cinta yang aku alami, membuat semua yang aku lakukan terasa aneh.

Entahlah tapi ketika hal itu terjadi suasana hati berubah menjadi tidak karuan bercampur aduk menjadi satu. aku terus mencoba melupakannya dan mencoba memejamkan kedua mata ini tetapi sulit untuk tidur nyenyak malam ini karena aku selalu terbayang wajah dan perkatan dari mulut Toni yang ia ucapkan untukku.