Suasana Hati Yang Berbeda
Dengan Biasanya
Terdiam
di pagi hari ini aku masih memikirkan hal yang kemarin sudah berlalu memikirkan
sapaan Toni dan memikirkan perasaan aneh ini, aku masih sama berdiam di depan kamar
rumahku sambil melihat indahnya pagi hari yang berselimut dengan hujan
rintik-rintik ketukan indah yang menyentuh jendela kamarku akibat hujan dan
angin.
Aku
yang tak pernah luput memperhatikan sahabatku mungkin suasana hati sahabatku
sedang berubah masih sama dengan ponselnya, ponsel terus berdering entah pesan
singkat ataupun telepon dari seorang kekasih hatinya, tetapi dia tidak
bergembira dan tidak berbinar cahaya yang membuatnya begitu cantik tidak
sebahagia seperti kemarin ketika menerima sebuah pesan singkat ataupun teleepon
dari kekasihnya.
Entah
apa yang sedang terjadi pada sahabatku tapi kali ini aku begitu kawatir
terhadapnya.
Mimik
muka yang amat sedih di tanamkan oleh sahabatku aku berusaha ingin
menanyakannya tetapi kurasa ini bukan saatnya hujanpun masih turun dan aku
masih menunggu hujan berhenti dan menunggu suasana hati dirinya tenang.
Ponselku
yang biasanya sepi kini terdengan suara mesangger dari Toni yang mengucapkan
“Selamat pagi dan selamat beraktifitas” perasaanku mulai aneh dan ibarat hampir
seperti sahabatku yang tertawa melihat isi sebuah pesan singkat dari seorang
kekasih, Toni memang bukan kekasihku tetapi dia adalah peria yang pertama
membuat aku resah dan sejauh ini mungkin dia sudah jauh lebih mengenalku, mungkin
aku masih tetap ragu dengannnya karena hal yang sama sekali seharusnya tidak
pantas aku curigai padanya
“ pria yang setinggi 80 cm dengan rambutnya
klimis rapih pakaiyan yang rapih amat sederhana tampang lumayan tampan kata
Sinta sahabatku tapi merutku itu tidak ada artinya dikala tidak ada kebahagiaan
yang aku miliki ketika aku menjalin hubungan dengan seorang peria.
Aku
masih penasaran dengan sahabatku akupun mulai mendekatinya dan mulai menanyakan
apa yang sudah terjadi padanya dengan jaket tebal yang aku kenakan karena tidak
kuat menahan dinginnya akibat hujan yang turun.
Ternyata
pertengkaran yang terjadi pada hubungan mereka hanya karena keegoisan
masing–masing mereka bertengkar, hanya karena waktu yang amat sekali tidak
wajar mengapa ya pacarnya sahabatku
memang pria super sibuk dan seharusnya sahabatku sudah bisa menerima kosekuensi
menjadi seorang kekasihnya dengan pertimbangan kesibukan yang dia alami, tetapi
entah mengapa hal itu sama sekali tidak pernah aku habis pikir sampai bisa
bertengkar hebat dengan kekasihnya dan tidak habis fikir mereka masih tetap
mempertahankan hubungan yang jarak memisahkannya waktu yang memisahkan dirinya.
Air
matapun mengalir di pipi sahabatku dia memeluk erat tubuhku sambil menceritakan
tentang hal itu, sejenak aku terdiam dan berfikir, bagaimana kalau saja nanti
aku berhungan akan menjadi rumit seperti ini aku takut di kala nanti Toni yang
membuatku jatuh cinta kemudian meninggalkan aku apakah aku akan sama mengalami
hal ini itu yang terbenak dalam pikiranku terus memikirkan kedekatan aku dengan
Toni yang mungkin belum belum cukup jauh untuk suatu hubungan yang serius.
Aku
yang berusaha menutupi kedekatanku dengan Toni bukan karena tidak mau menceritakan
pada sahabatku hanya saja waktunya belum tepat dengan kondisi sinta yang sedang
begitu sedih.
Kemudian
aku yang mencoba menena-ngkan perasaannya dengan memberikan sedikit masukan apa
yang harus dia lakukan untuk kekasih super sibuknya, setidaknya aku sedikit
belajar pengalaman dari sahabatku bagaimana kisah sebuah hubungan percintaan
yang adakalanya tidak akan bahagia terus menerus.
Aku
mencoba meraih dan menghapus air mata yang mengalir dan menatap wajahnya seraya
berkata untuk meneguh-kan hatinya dan menenengkan hatinya dan setidaknya itu
bisa menyentuh hati dan pikirannya
“
Alangkah baiknya tenangkan hati terlebih dahulu pikirkan dengan jernih jauhkan
pikiran negative.
“Coba
kamu pikirkan bukankan ini sudah biasa dalam hubunganmu dia memang super
sibukkan jadi kamupun seharusnya sudah tau hal itu.
“Lantas
kenapa masih di permasalahkan apa yang sedang kamu pikirkan ketika dia tidak
menghubungimu tidak bertemu denganmu pikiran negative jika memang itu jauhkan
perasaan itu buatlah kesibukan yang membuat kamu tidak berfikkir negative
padanya”
“Aku
memang tidak tau banyak hal tetang sebuah hubungan lanjut aku menyeru “
“Memang
aku tidak pantas memberi nasehat yang sama sekali tidak aku tau hanya saja beberapa
hari ini aku mencari tau sesuatu tenatang sebuah percintaan”
“Bukankah
jika ingin pasangan kita bahagia dan langgeng adalah saling percaya itulah
kunci dalam sebuah hubungan.”
“Percayalah
berfikirlah positif dia sibuk hanya untuk mencari uang buat masa depan kalian,
dia sibuk hanya untuk membahagiakanmu”
“Doakan
saja supaya dia berhasil dengan kesibukannya dan suatu saat ada kebahagian dan
menghasil yang baik dari kesibukannya selama ini”
Sintapun
mulai menghentikan air matanya yang terjatuh di pipinya dan sejenak berfikir
dan berkata
“
kamu betul kenapa juga aku harus berfikiran negative terhadapnya kita kan saling mencintai
alangkah baiknya kita saling memahami dan saling percaya, ada benarnya
pendapatmu Tas menyebut namaku dengan begitu lembut sehabis menangis.
“yasudah
jangan terlalu di bawa suasana bangkitlah dari keterpurukan yang kamu hadapi
berusahalah tegar apapun yang di hadapi dalam sebuah hubunganmu”
“Terikasih
banyak yah Tas ujarnya dengan lemas sehabis menangis memang kamu sahabat
terbaikku, cuman kamu yang bisa buat aku tenang dalam situasi seperti ini”
“sama – sama kita akan selalu bersama ujarku……
Semua
telah berubah suasana kembali seperti yang tidak terjadi apa-apa senyum Sinta
kembali terlihat di wajahnya ketenangan hati mulai terlihat tertawa bersamaku
tertawa lepas ketika dia mengetahui kedekatanku dengan Toni iapun semakin
mengolok diriku. dia tertawa tidak henti karena kedekatan aku dengan seorang pria
hal yang sama sekali tidak bisa aku lakukan
kemudian Sinta mulai menanyakan kedekatanan ku terhadap Toni
“gimana Toni maniskan ganteng ga ujar Sinta dengan
senyum meledek””
Akupun tersenyum malu dan berkata
“Biasa
saja malah aku sempat menghindar karena terkejut dia hadir di hadapanku secara
diam-diam ucapku”
“ apa!! dia menemuimu tanpa sepengetahuan aku dan kamu”
“Berani
sekali dia senyum sinih expresi Sinta,
“ciye
yang sudah mempunyai penggemar serunya”””
Akupun tersipu
malu muka ku pun berubah jadi merah entah karena ejekannya atau karena perasaan
aneh ini ???...
Tiba
tiba berdering suara ponsel ku yang kupikir itu punya Sinta tetapi ternyata
punyaku ia karena tidak biasanya ponselku berbunyi, kulihat siapa yang
menghubungi.
Aku
terkejut Toni yang meneleponku perasaan aneh ini muncul keringat dingin keluar
dari tubuhku tangan gemeteran menggenggam ponsel kaku tidak karuan gugup
menghadapi Toni, lagi-lagi sinta mulai penasaran dan mulai bertanya.
“Siapa
yang menghubungimu Tasya?? ujar kata Sinta ….
Akupun dengan
gugup menjawab
“Toni sin dia meneleponku ada perlu apa yah cakap
perkataanku”…..
“Angkatlah nanti keburu mati ucap Sinta kembali berkata
Kemudian akupun
segera menjawab
“Tidak
mau aku tidak berani kamukan tau sendiri aku seperti apa kalau sedang
berhadapan dengan seorang pria”””
Dengan tidak
sabar Sintapun merebut ponselku dan mengangkat telepon dari Toni kemudian memaksaku
untuk berbicara
“Halooo dengan gugup menjawab”
“Ia Tasya halo juga sedang apa kamu ujar kata lewat
telepon”
“Ia aku lagi di rumah Sinta ni ada
apayah?? “Tanya dengan penasaran
“Oh
tidak aku hanya ingin berbicara sekejap saja apa aku ganggu kamu dengan Sinta” celoteh
kedua darii nya”
“Tidak, hanya saja aku bingung kenapa kamu meneleponku”
“oh
itu tidak ko hanya ingin mendengar suara merdumu saja karena aku rindu.” dengan
halus dia mengucapkan.
Gerogikupun tidak
terarah ponselkupun segera aku matikan secara tiba-tiba
“Sintapun
bertanya kenapa???
Akupun terdiam
malu dan tersenyum tidak karuan
"gerogi
niii jadi aku matikan dwh…
jawabku pada
Sinta…
Tertawa
lah ia dengan meledek diriku tidak apalah sinta menertawakan aku yang pentig
aku bisa melihat ia bahagia dan tertawa lepas ketika ia sebelumnya menangis dan
bersedih karena soal percintaan
Hebatnya
seorang sahabat adalah mereka bisa membuat sahabatnya kembali bahagia itu yang
aku rasaain bersama sinta selama ini, kami saling berbagi suka cita berbagi
beban dan juga berbagi kesedihan.
Aku
yang mulai mengakhiri obrolan dengan Sinta dan segera pamit untuk pulang
kerumah dan segera beristirahat selesai sudah perbincangan aku dengan Sinta dan
Segera rapih rapih untuk berangkat kerja.
Haripun cepat berlalu setelah aku berada di
kantor seharian mungkin aktifitas hari ini sungguh begitu melelahkan dengan
kesibukan kantor dan tumpukan pekerjan yang menumpuk belum lagi aku masih harus
melanjutkan aktifitasku di luar kantor kuliah selesai aku bekerja dan rasanya
aku ingin melenyapkan rasa lelah ini karena aku harus berangkat kuliah malam.
Larut
malam telah tiba setelah seharian aktifitas telah aku lakukan aku segera masuk
kamar untuk melenyapkan lelah ini dan ketika aku terdiam pikiranku berubah
menjadi tidak karuan seakan melayang kemana-mana buyar tidak terarah akupun
bingung apa yang terjadi pada perasaan ini.
Rayuan-rayuan
yang terucap dari mulut Toni terngiyang di telingaku, tertawa sendirian di
dalam kamar terbayang wajah Toni saat menyapaku apakah ini perasaan cinta yang aku
alami, membuat semua yang aku lakukan terasa aneh.
Entahlah
tapi ketika hal itu terjadi suasana hati berubah menjadi tidak karuan bercampur
aduk menjadi satu. aku terus mencoba melupakannya dan mencoba memejamkan kedua
mata ini tetapi sulit untuk tidur nyenyak malam ini karena aku selalu terbayang
wajah dan perkatan dari mulut Toni yang ia ucapkan untukku.
