Kamarku pun
berubah menjadi hening dan sepi ketika Sinta pergi tetapi yang aku pikir ku
bisa istirahat ternyata tidak ponselku terus berdering pesan singkat dari Toni
yang aku abaikan aku hanya tidak ingin di ganggu oleh pesan ataupun telepon itu
aku tidak mau di ganggu Toni.
Kemudian
tidak terasa tiba-tiba aku tertidur beberapa jam dengan hati yang sedikit
tenang, ketika aku terbangun TOK TOK TOK suara ketukan pintu mungkin Sinta
sudah pulang ujarku tetapi ketika aku membuka pintu ternyata Toni yang datang
menemuiku, terkejut dan sedikit syok mau apa lagi dia ke rumahku sampai nekat
datang ke rumahku untuk menemui ku, keringet dingin berkucuran di tubuh dan wajahku…
“Toni ucapku ada apa ia kamu datang
ke rumahku” akupun bertanya
“Ohh
aku ganggu ia kalau aku datang tiba-tiba ke rumahmu aku hanya ingin melihat ke
adaanmu karena aku kawatir ketika telepon dan sms yang aku kirim padamu tidak
kau jawab sedikitpun
“Aku
kawatir terjadi apa-apa kepadamu, kamu marah sama aku atau kamu sakit bukan
keringetnya banyak banget” sambil memegang keningku dan menghapus keringat yang
mengucur….
Ya
ampun dia memegang keningku semakit aku merasa tidak nyaman dan akupun terdiam
lemas memandang Toni tidak mengucapkan sepatah katapun
“Tasya
kamu baik-baik saja kita ke rumah sakit yu kalau kamu benar sakit biar aku yang
membawamu ke rumah sakit”
Ya
ampun Toni perhatian banget si kamu semakin GALAU aku mengartikan semua ini kedekatan
ini perhatian yang kamu berikan dalam hati berkata, kemudian aku menjawab
dengan nada gugup
“Ahhhh
tida aku baik-baik saja hanya kurang istirahat aja mungkin, masuklah jika ingin
masuk hanya saja rumahku sedikit berantakan karena aku tidur seharian di dalam
kamar”
“Oh ia terimakasih tapi aku tidak
mengganggu istirahatmu ” ucapkata Toni
“Tidak
memang aku hanya ingin sendiri si tidak mau ada seorangpun mengganggu begitulah,
makanya aku tidak membalas atau mengangkat telepon darimu”.
“Oh
Seperti itu ia pantas aku pikir kamu kenapa-napa karena tadi pagi aku tidak
melihatmu di depan rumah kareana aku sempat melewati rumahmu ia kamu yang
sering menikmati suasana pagi tetapi uku tidak melihat dirimu, rumahmu sepi ujarnya”
Begitu
memperhatikan aku dirinya, membuat aku mengetahui semua perhatian itu dan mulai
jelas aku membuka hati buat Toni.
Kami
mengobrol cukup lama walau aku tidak mau melihat dirinya dan bertemu dengannya tetapi
entah mengapa kali ini aku mencoba memberanikan diri untuk mengobrol dengannya
dan rasnya itu nyaman.
Toni
pun pamit pulang dan mengucapkan selamat istirahat dan mengelus kepalaku ya
tuhan sumpah itu membuat aku bisa pingsan kali tetapi itu yang aku rasakan
ketika mengenal toni dan mengartikan perhatian toni.